Jumat, 01 November 2013


Abrasi merupakan ancaman keasrian hampir semua pantai di Indonesia.
Pulau Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia terkenal memiliki keindahan alam yang tersebar mulai daerah pegunungan hingga kawasan pantai. Namun belakangan ini kondisi pantai-pantai di pulau Bali mengalami abrasi yang cukup parah. Abrasi merupakan pengikisan tanah oleh air laut. Abrasi yang tersebar di seluruh kawasan pantai di pulau Bali telah mengakibatkan kerusakan terhadap berbagai hak milik dan prasarana umum seperti: areal pertanian, kebun, pemukiman penduduk, jalan, tempat-tempat ibadah (pura), dan resort pariwisata.

Dua penyebab abrasi adalah alam dan ulah manusia. Contoh penyebab abrasi oleh alam yaitu abrasi yang terjadi di Pantai Kuta sejak tahun 2000 akibat terjangan ombak laut yang makin lama makin parah hingga kini mengingat ombak yang disertai angin kencang terus meliputi pantai Kuta. Hal itu bertambah parah karena pantai kian hari makin tergerus air laut bahkan air laut sempat mencapai jalan raya sehingga jalanan dipenuhi oleh pasir. Selain itu proses fragmentasi sediment juga merupakan penyebab abrasi karena butiran pasir/sediment kasar lambat laun akan mengalami proses fragmentasi menjadi butiran halus yang lebih mudah terbawa oleh arus dan ombak. Perubahan suhu bumi akibat pemanasan global juga telah menyebabkan kenaikan elevasi air laut sehingga pertambahan energi gelombang laut yang meningkatkan kemungkinan terjadinya erosi.

Namun penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.

Kondisi tersebut di atas perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah erosi yang berkelanjutan dan jika mungkin "mengembalikan" (merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasaranan social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping). Berdasarkan strukturnya pengaman pantai dibedakan menjadi dua, yaitu pengamanan "lunak" (soft protection) dan pengamanan keras (hard protection).

Pengamanan lunak dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Pengisian Pasir
Pengisian pasir bertujuan untuk mengganti pasir yang hilang akibat erosi dan memberikan perlindungan pantai terhadap erosi dalam bentuk system tanggul pasir. Hal yang harus diperhatikan adalah lokasi pasir harus memiliki kedalaman yang cukup sehingga pertambahan kedalaman akibat penggalian pasir tidak mempengaruhi pola gelombang dan arus yang pada gilirannya akan mengakibatkan erosi ke pantai-pantai sekitarnya.

2. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan bentukan yang terdiri dari tumpukan zat kapur. Bentukan terumbu karang dibangun oleh hewan karang dan hewan-hewan serta tumbuhan lainnya yang mengandung zat kapur melalui proses biologi dan geologi dalam kurun waktu yang relative lama. Fungsi terumbu karang selain sebagai bagian ekologis dari ekosistem pantai yang sangat kaya dengan produksi perikanan juga melindungi pantai dan ekosistem perairan dangkal lain dari hempasan ombak dan arus yang mengancam terjadinya erosi.

3. Hutan Bakau (mangrove forest)
Hutan bakau merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Fungsi dari hutan bakau selain sebagai tempat wisata dan penghasil kayu adalah sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung erosi, penahan lumpur dan penangkap sediment.

Pengamanan keras dilakukan dengan 5 cara, yaitu:

1. Revetment
Revetment adalah stuktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring. Strukturnya biasa terdiri beton, timbunan batu, karung pasir, dan beronjong (gabion). Karena permukaannya terdiri dari timbunan batu/blok beton dengan rongga-rongga diantaranya, maka revetment lebih efektif untuk meredam energi gelombang.

2. Seawall
Seawall hampir serupa dengn revetment, yaitu dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relative tegak atau lengkung. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya.

3. Groin (groyne)
Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relative tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), dan batu.

4. Pemecah Gelombang Sejajar Pantai
Pemecah gelombang sejajar pantai ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment.

5. Stabilisasi Pantai
Stabilisasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sediment seperti tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang buatan yang dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metoda ini dilkukan apabila suatu kawasan pantai terdapat defisit sediment yang sangat besar sehingga dipandang perlu untuk mengembalikan kawasan pantai yang hilang akibat erosi.

Pada saat ini, konsep pengamanan di atas akan dan sedang diterapkan, misalnya untuk pantai Sanur, Nusa Dua, dan Kuta. Sedangkan untuk Pura Tanah Lot diamankan dengan pemecah gelombang terendam. Dalam hal ini kita sebagai Warga Negara yang baik hendaknya ikut beperan dalam proses pengamanan pantai tersebut, yaitu dengan ikut melestarikan ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan pasir atau perusakan karang. Jika hal itu dapat kita wujudkan, alhasil abrasi tidak menjadi masalah besar lagi bagi Bali.

Nama saya Fariz Imam Utomo.
Saya   lahir di Banyuwangi pada tanggal 22 Desember 1995 saat menjelang sholat shubuh. Pada waktu itu, katanya lagi bulan purnama jd ya wajah saya bersinar-sinar (padahal aslinya mbelenges).
Rumah saya berada di Banyuwangi, tepatnya di desa Kaotan Kec.Rogojampi.
Di daerah rumahku banyak sekali tempat wisata, tp yang paling populer adalah pantai Belimbingsari dan yang paling keren adalah adanya landasan udara yang setiap hari aktif.
Jadi kalau tementemen sedang di Rogojampi jangan lupa main kerumah.
Saya   tinggal bersama orang tua dan 2 saudaraku. Ayah saya bernama Susilo Triwardoyo dan Ibu saya bernama Nurhidayah serta saudara saya bernama Alfan Rizki Maulana dan Mufti Fahmi Rosyadi.
Ayah saya adalah seorang pengusaha jajanan khas Banyuwangi (kalau ingin beli tinggal hubungi aku aja) dan Ibu saya adalah seorang guru di SMPN 2 Rogojampi.
Saya  dulu tidak pernah merasakan bangku TK karena saya sudah diajari berbagai hal oleh orang tua saya jadi saya langsung dimasukkan di SDN 2 Kaotan.
Setelah lulus SD, saya melanjutkan sekolah di SMPN 2 Rogojampi.
Setelah lulus SMP, saya melanjutkan sekolah di RSBI(mantan) SMAN 1 Giri Banyuwangi.
Selama di sekolah, saya merupakan siswa yang aktif di bidang olahraga (basket, futsal, voly, tenis meja dan badminton) dan dibidang organisasi (PMR, ROHIS dan PRAMUKA).
Sebenarnya sejak kecil cita – cita saya banyak tetapi yang ada pada pikiran saya yang pertama adalah saya ingin menjadi pilot.
Kemudian berubah ingin menjadi tentara karena saya senang sekali bermain game yang bernuansa peperangan.
Kemudian waktu baru masuk SMA, saya diberi penjelasan tentang profesi seorang dokter oleh orang tua saya sehingga saya juga ingin menjadi dokter.
Tetapi apa daya, mungkin takdir saya adalah menjadi seorang guru seperti pepatah bilang, “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”.
 Tetapi dalam menjalankan kehidupa sehari - hari itu harus SEJUTA "Setia, Jujur, dan Taqwa".

 



Sebuah organisasi di biologi dengan intensitas praktikum sangat tinggi, apakah mungkin? Berawal dari berdirinya program studi pendidikan biologi pada 18 Juli 1984 berdasarkan SK Dikti nomor 44/DIKTI/KEP/1984.

Pada tanggal tersebut di mulailah awal perkuliahan pendidikan biologi di Universitas Jember. Pada masa awal-awal perkuliahan tersebutlah mulai tercetusnya ingin mendirikan sebuah organisasi yang dapat mewadahi mahasiswa pendidikan biologi itu sendiri. Di tahun pertama perkuliahan di pendidkan biologi muncul organisasi pertama kali bernama “ExBOr” (EXACT BIOLOGI ORGANISATION). berdirinya “ExBOr” belum ada esensi yang jelas bentuk organisasi ini.

Pada tahun ketiga pendidikan biologi dan “ExBOr” berdiri, bertepatan setelah pulangnya prof. Sudarmadji. Ph. D, dari studi S2 di Amerika, nama “ExBOr” itu sendiri dipertanyakan dan mendapatkan kritikan untuk mengganti nama organisasi ini. Nama LUMBA-LUMBA inilah pertama kali di lontarkan oleh Dr. Suratno, M. Si yang kala itu menjabat sebagai ketua “ExBOr” dan ketua LUMBA-LUMBA pertama kali.

Nama LUMBA-LUMBA ini kemudian disepakati oleh anggota organisasi ini dengan makna bahwasanya hewan ini mudah bersahabat dengan siapa saja. Pada masa Dr. Suratno, M. Si, ini juga lah muncul penyetaraan organisasi-organisasi mahasiswa pada program studi oleh PD III saat itu.

Sehingga setelah itu terbentukalah HMPSPB LUMBA-LUMBA. Dalam perkembangannya HMPSPB LUMBA-LUMBA mengalami banyak perbahan-perbahan ke arah yang lebih baik, di antaranya logo, logo yang kita lihat saat ini adalah perubahan dari lambang DNA dengan Lumba-lumba di dalam segi lima, dan sekarang hanya ada Lumba-lumba didalamnya.




Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji tentang mahluk hidup. Ilmu biologi merupakan ilmu yang terus berkembang. Ilmu ini merupakan dasar dari bioteknologi (rekayasa genetika), pertanian, kedokteran dan ilmu-ilmu terapan lainya. Ilmu biologi merupakan pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar, SMP dan SMA. Banyaknya mata pelajaran biologi disekolah mengakibatkan kebutuhan akan tenaga guru dibidang biologi terus dibutuhkan.
Selain sekolah, banyak lembaga yang juga membutuhkan lulusan biologi seperti LIPI, industry farmasi, perkebunan, pusat-pusat konservasi dan lain-lain. Hal ini akan menjamin bahwa lulusan Prodi biologi mudah untuk mendapatkan lapangan kerja.
VISI
PS Pendidikan Biologi menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang religius, memiliki budaya akademik yang tinggi, terlibat secara aktif dalam lingkungan ilmiah, mampu berkompetisi dalam tatanan global, serta siap melayani berdasarkan nilai Kristiani.

MISI
  • Mengembangkan Pendidikan Biologi sebagai dasar penerapan IPTEK serta menjunjung tinggi akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan.
  • Menciptakan budaya akademik yang kondusif untuk dapat bersaing dalam era pasar bebas.
  • Menghasilkan lulusan Pendidikan Biologi yang mampu menyelenggarakan penelitian berkualitas serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmunya di masyarakat sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja.
  • Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, pemerintah daerah dan instansi lainnya.
TUJUAN PROGRAM STUDI
Menghasilkan tenaga kependidikan di bidang Biologi yang berkualifikasi:
  • Memiliki integritas dan motivasi tinggi, serta bersifat terbuka.
  • Memiliki prakarsa untuk membuka jalan menuju kemajuan ilmu dan teknologi.
  • Menguasai ilmu kependidikan dan ilmu Biologi.
  • Terampil melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Biologi.
  • Mampu melaksanakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran Biologi.
KEUNGGULAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNEJ
  • Dosen berpengalaman dan berpendidikan S2 dan S3
  • Perkuliahan diikuti dengan praktek di laboratorium
  • Mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
  • Lulusan mampu bersaing di dunia kerja
  • Fasilitas ruang kuliah nyaman, dilengkapi dengan AC
  • Kuliah pagi hari (jam 08.00- 13.00) dan sore hari (16.00-21.00)
  • Memiliki jaringan kerjasama yang kuat dengan instansi swasta maupun pemerintah



Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias.
Jenis – Jenis Pandan
Jenis-jenis pandan yang dipakai pada umumnya adalah pandan putih dan
pandan hijau (Widjaja et al1989). Jenis-jenis pandan yang lain diantaranya adalah
sebagai
berikut :

1.                 Pandan Duri (Pandanus tectorius)

Salah satu jenis pandan yang hidup tersebar luas di daerah-daerah terbuka
di dataran rendah adalah pandan duri.
Ukuran tinggi batang mencapai 4 –14 m dan memiliki diameter penutupan tajuk
yang sama, biasanya tumbuh pada ketinggian 20 –600 mdpl, dan menghasilkan daun 10 –300 lembar per batang per tahun (Thomson et al2006). Pandan ini memiliki banyak cabang, daunnya berwarna hijau dengan panjang 90 –150 cm dan lebarnya mencapai 4 cm (Purseglove 1972). Di daerah Jawa, jenis ini di kenal ada empat macam yaitu jenis samak, litoralis, laevis, dan variegates (Widjaja et al1989). Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan jenis pandan yang termasuk jenis samak adalah pandan betook, pandan jaksi, pandan jaraim, pandan kapur, pandan duri, pandan tikar, pandan cucuk, pandan semak dan pandan ijo yang masing-masing terdapat di Pulau Bawean, Tasikmalaya, dan Tangerang.

2.                 Mengkuwang (Pandanus artocarpus)


Jenis pandan ini tumbuh mencapai 20 m, biasanya terdapat di sebelah selatan Malaya dan pada bagian yang berdekatan dengan Indonesia. Panjang daunnya mencapai 600 cm dan lebarnya 15 cm serta digunakan untuk membuat tikar (Purseglove 1972).
Mengkuwang banyak tumbuh di dataran rendah, terutama daerah yang
dekat laut. Daunnya sudah umum digunakan untuk membuat tikar dan topi di Sumatra dan Bangka (Widjaja et al1989).


3.                 Pandan Kowang (Pandanus furcatus)


Pandanus furcatus dikenal juga dengan Pandanus houlettii Carriere, Pandanus lais Kurz, dan Pandanus pseudolais Warb (Anonim 2008c). Tumbuhan ini terdapat di Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia serta di gunakan oleh penduduk sebagai bahan baku anyaman (Widjaja et al1989).
Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan bahwa jenis pandan ini tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, dan biasanya di tempat-tempat yang agak rindang di tengah hutan.
Pandan ini memiliki tinggi batang mencapai ±11 m, tegak, berwarna putih kotor, memiliki daun tunggal berwarna hijau dan berbentuk lanset dengan ujung daun lancip dan tepi daunnya bergerigi serta panjang daun mencapai 75 – 90 cm dan lebar 3 –5 cm (Anonim 008c).

4.                 Pandan Sepejam (Pandanus bicornis)



Panjang daun pandan ini mencapai 120 cm dengan lebar 5 cm, dan digunakan untuk membuat anyaman tikar dan topi (Widjaja et al1989).Lebih lanjut Widjaja et al(1989) menyatakan bahwa daun yang digunakan untuk anyaman pandan biasanya daun yang tua dan akan menghasilkan anyaman yang berwarna hijau kotor sehingga jenis anyaman ini tidak banyak disukai.

5.                 Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius)



Nama lain dari pandan ini adalah Pandanus odorus. Tumbuhan pandan yang tingginya tidak lebih dari 1,5 m dan banyak ditanam oleh orang Melayu untuk mengambil daunnya yang wangi (Purseglove 1972). Daun pandan yang tua panjangnya mencapai 80 –110 cm dan lebar daunnya 6 –8 cm (Selvam 2007). Tumbuhan ini dikembangkan dengan cara dipotong dan tidak pernah berbunga (Purseglove 1972). Jenis pandan ini tidak digunakan
sebagai bahan baku anyaman. Selvam (2007) menyatakan bahwa pandan ini merupakan jenis pandan dengan daun yang beraroma wangi.




Pemanfaatan Daun Pandan

Daun pandan digunakan untuk atap dan untuk membuat tikar, karung, tali, topi, payung, dan benda lain. Daun dipotong, dikeringkan, duri marginalnya di buang dan dibelah menjadi dua untuk menghilangkan tulang daunnya (Purseglove 1972). Selanjutnya Purseglove (1972) menyatakan bahwa sebelum dianyam, daun pandan dipukul agar lemas lalu direndam dalam air, setelah itu dijemur di bawah terik matahari.
Proses pembuatan anyaman pandan adalah dengan cara membelah daun pandan tersebut menjadi dua bagian dengan membuang tulang daunnya. Setelah daun terbelah dua, pinggir daun yang berduri di buang lalu di belah-belah kecil sesuai dengan keinginan kemudian daun dihaluskan dengan sepotong bambu sehingga daun menjadi lemas dan halus, dan terakhir daun di jemur di bawah terik matahari (Widjaja et al 1989)
Daun pandan merupakan daun tunggal duduk dengan pangkal memeluk batang dan biasanya tersusun tiga helai pada batang secara spiral.  Salah satu ciri khas daun pandan adalah menimbulkan bau harum jika diremas remas. Daun pandan pada umumnya digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberikan warna hijau pada makanan dan juga dipakai untuk memberikan aroma harum pada makanan.
Karena memiliki aroma wangi yang alami, maka penggunaan daun pandan sebagai pewangi dan pewarna makanan relatif cukup aman dan sangat disarankan daripada memakai pewangi atau pewarna makanan yang mengandung bahan kimia tertentu.
Selain berfungsi dan sangat bermanfaat sebagai pewangi dan atau pewarna makanan, daun pandan ternyata juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah pentingnya bagi perawatan kesehatan tubuh manusia, antara lain :
Mengatasi lemah syaraf, Cuci bersih 3 (tiga) lembar daun pandan dan diiris tipis tipis, setelah itu rebus dengan 3 (tiga) gelas air sampai mendidih hingga tersisa sekitar 2 (dua) gelas air, setelah dingin minumlah airnya pagi dan sore.
Mengatasi ketombe, Cuci bersih 2 hingga 5 lembar daun pandan, iris kecil kecil dan ditumbuk sampai halus, gunakan hasil tumbukan daun pandan tersebut untuk diusap usapkan dikulit kepala secara teratur.
Menghitamkan rambut, 7 (tujuh) lembar daun pandan segar di potong potong sama rata lalu direbus dengan segelas air sampai mendidih dan berwarna kehijauan, setelah dingin biarkan air mengembun semalaman dan pagi harinya campurkan dengan air perasan 3 (tiga) buah mengkudu matang. Gunakan air campuran tersebut untuk membasuh rambut tiga kali seminggu secara teratur.
Antirematik dan pegal linu, 3 (tiga) lembar daun pandan segar dicuci bersih dan diiris tipis. Seduh irisan daun dengan setengah cangkir minyak kelapa sambil diaduk secara merata, gunakan sebagai obat gosok setelah ramuan dingin.
Penurun tekanan darah tinggi, Rebus daun pandan dengan air putih dua gelas hingga tersisa sekitar segelas air, minum pagi dan sore hari secara teratur hingga tekanan darah normal kembali.
Penenang alami, 3 (tiga) lembar daun pandan cuci bersih dan diseduh dengan segelas air hangat, tambahkan sedikit madu dan diminum hangat hangat.
Pewangi ruangan, Daun pandan diremas dan dipotong kecil kecil, campurkan dengan air dan gunakan untuk membersihkan ruangan atau lantai hingga ruangan menjadi wangi daun pandan.
Daun pandan biasa tumbuh liar di daerah rawa, tepi sungai dan daerah bersuhu lembap. Banyak juga dari masyarakat sekarang ini membudidayakan daun pandan dengan menanamnya di lahan pekarangan atau di kebun sendiri.
Mengingat banyaknya manfaat yang bisa diambil dari daun pandan, tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita mulai mencoba untuk membudidayakan tanaman ini, sehingga sewaktu waktu dibutuhkan kita tinggal memetiknya dikebun belakang rumah, menarik bukan, selain bisa menghemat banyak biaya tentunya kita juga menerapkan go green dalam kehidupan sehari-hari.