Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya
merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini
dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput),
seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang
tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti
buah durian.
Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua
banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen),
sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias.
Jenis – Jenis Pandan
Jenis-jenis pandan yang dipakai pada umumnya adalah
pandan putih dan
pandan hijau (Widjaja et al1989). Jenis-jenis pandan yang lain diantaranya
adalah
sebagai
berikut :
1.
Pandan Duri (Pandanus
tectorius)
Salah satu jenis pandan yang hidup tersebar luas di
daerah-daerah terbuka
di dataran rendah adalah pandan duri.
Ukuran tinggi batang mencapai 4 –14 m dan memiliki
diameter penutupan tajuk
yang sama, biasanya tumbuh pada ketinggian 20 –600 mdpl, dan menghasilkan
daun 10 –300 lembar per batang per tahun (Thomson et al2006). Pandan ini
memiliki banyak cabang, daunnya berwarna hijau dengan panjang 90 –150 cm dan
lebarnya mencapai 4 cm (Purseglove 1972). Di daerah Jawa, jenis ini di kenal
ada empat macam yaitu jenis samak, litoralis, laevis, dan variegates (Widjaja
et al1989). Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan jenis pandan yang
termasuk jenis samak adalah pandan betook, pandan jaksi, pandan jaraim, pandan
kapur, pandan duri, pandan tikar, pandan cucuk, pandan semak dan pandan ijo
yang masing-masing terdapat di Pulau Bawean, Tasikmalaya, dan Tangerang.
2.
Mengkuwang (Pandanus
artocarpus)
Jenis pandan ini tumbuh mencapai 20 m, biasanya
terdapat di sebelah selatan Malaya dan pada bagian yang berdekatan dengan
Indonesia. Panjang daunnya mencapai 600 cm dan lebarnya 15 cm serta digunakan
untuk membuat tikar (Purseglove 1972).
Mengkuwang banyak tumbuh di dataran rendah, terutama daerah yang
dekat laut. Daunnya sudah umum digunakan untuk membuat tikar dan topi di
Sumatra dan Bangka (Widjaja et al1989).
3.
Pandan Kowang (Pandanus
furcatus)
Pandanus furcatus dikenal juga dengan Pandanus houlettii Carriere, Pandanus lais Kurz, dan Pandanus pseudolais Warb (Anonim 2008c).
Tumbuhan ini terdapat di Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia serta
di gunakan oleh penduduk sebagai bahan baku anyaman (Widjaja et al1989).
Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan bahwa jenis pandan ini tumbuh
di dataran rendah hingga dataran tinggi, dan biasanya di tempat-tempat yang
agak rindang di tengah hutan.
Pandan ini memiliki tinggi batang mencapai ±11 m,
tegak, berwarna putih kotor, memiliki daun tunggal berwarna hijau dan berbentuk
lanset dengan ujung daun lancip dan tepi daunnya bergerigi serta panjang daun
mencapai 75 – 90 cm dan lebar 3 –5 cm (Anonim 008c).
4.
Pandan Sepejam (Pandanus
bicornis)
Panjang daun pandan ini mencapai 120 cm dengan lebar 5
cm, dan digunakan untuk membuat anyaman tikar dan topi (Widjaja et
al1989).Lebih lanjut Widjaja et al(1989) menyatakan bahwa daun yang digunakan
untuk anyaman pandan biasanya daun yang tua dan akan menghasilkan anyaman yang
berwarna hijau kotor sehingga jenis anyaman ini tidak banyak disukai.
5.
Pandan Wangi (Pandanus
amaryllifolius)
Nama lain dari pandan ini adalah Pandanus odorus. Tumbuhan pandan yang tingginya tidak lebih dari
1,5 m dan banyak ditanam oleh orang Melayu untuk mengambil daunnya yang wangi
(Purseglove 1972). Daun pandan yang tua panjangnya mencapai 80 –110 cm dan
lebar daunnya 6 –8 cm (Selvam 2007). Tumbuhan ini dikembangkan dengan cara
dipotong dan tidak pernah berbunga (Purseglove 1972). Jenis pandan ini tidak
digunakan
sebagai bahan baku anyaman. Selvam (2007) menyatakan bahwa pandan ini
merupakan jenis pandan dengan daun yang beraroma wangi.
Pemanfaatan Daun Pandan
Daun pandan digunakan untuk atap dan untuk membuat
tikar, karung, tali, topi, payung, dan benda lain. Daun dipotong, dikeringkan,
duri marginalnya di buang dan dibelah menjadi dua untuk menghilangkan tulang
daunnya (Purseglove 1972). Selanjutnya Purseglove (1972) menyatakan bahwa
sebelum dianyam, daun pandan dipukul agar lemas lalu direndam dalam air,
setelah itu dijemur di bawah terik matahari.
Proses pembuatan anyaman pandan adalah dengan cara
membelah daun pandan tersebut menjadi dua bagian dengan membuang tulang
daunnya. Setelah daun terbelah dua, pinggir daun yang berduri di buang lalu di
belah-belah kecil sesuai dengan keinginan kemudian daun dihaluskan dengan
sepotong bambu sehingga daun menjadi lemas dan halus, dan terakhir daun di
jemur di bawah terik matahari (Widjaja et al 1989)
Daun pandan
merupakan daun tunggal duduk dengan pangkal memeluk batang dan biasanya
tersusun tiga helai pada batang secara spiral. Salah satu ciri khas daun
pandan adalah menimbulkan bau harum jika diremas remas. Daun pandan pada
umumnya digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberikan warna hijau
pada makanan dan juga dipakai untuk memberikan aroma harum pada makanan.
Karena memiliki
aroma wangi yang alami, maka penggunaan daun pandan sebagai pewangi dan pewarna
makanan relatif cukup aman dan sangat disarankan daripada memakai pewangi atau
pewarna makanan yang mengandung bahan kimia tertentu.
Selain berfungsi
dan sangat bermanfaat sebagai pewangi dan atau pewarna makanan, daun pandan
ternyata juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah pentingnya bagi perawatan
kesehatan tubuh manusia, antara lain :
Mengatasi lemah syaraf, Cuci bersih 3 (tiga) lembar daun pandan dan diiris tipis tipis,
setelah itu rebus dengan 3 (tiga) gelas air sampai mendidih hingga tersisa
sekitar 2 (dua) gelas air, setelah dingin minumlah airnya pagi dan sore.
Mengatasi ketombe, Cuci bersih 2 hingga 5 lembar daun pandan, iris kecil kecil dan
ditumbuk sampai halus, gunakan hasil tumbukan daun pandan tersebut untuk diusap
usapkan dikulit kepala secara teratur.
Menghitamkan rambut, 7 (tujuh) lembar daun pandan segar di potong potong sama rata lalu
direbus dengan segelas air sampai mendidih dan berwarna kehijauan, setelah
dingin biarkan air mengembun semalaman dan pagi harinya campurkan dengan air
perasan 3 (tiga) buah mengkudu matang. Gunakan air campuran tersebut untuk
membasuh rambut tiga kali seminggu secara teratur.
Antirematik dan pegal linu, 3 (tiga) lembar daun pandan segar dicuci bersih dan diiris tipis.
Seduh irisan daun dengan setengah cangkir minyak kelapa sambil diaduk secara
merata, gunakan sebagai obat gosok setelah ramuan dingin.
Penurun tekanan darah
tinggi, Rebus daun pandan dengan air putih dua
gelas hingga tersisa sekitar segelas air, minum pagi dan sore hari secara
teratur hingga tekanan darah normal kembali.
Penenang alami, 3 (tiga) lembar daun pandan cuci bersih dan diseduh dengan segelas
air hangat, tambahkan sedikit madu dan diminum hangat hangat.
Pewangi ruangan, Daun pandan diremas dan dipotong kecil kecil, campurkan dengan air
dan gunakan untuk membersihkan ruangan atau lantai hingga ruangan menjadi wangi
daun pandan.
Daun pandan biasa tumbuh liar di
daerah rawa, tepi sungai dan daerah bersuhu lembap. Banyak juga dari masyarakat
sekarang ini membudidayakan daun pandan dengan menanamnya di lahan pekarangan
atau di kebun sendiri.
Mengingat banyaknya manfaat yang
bisa diambil dari daun pandan, tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita
mulai mencoba untuk membudidayakan tanaman ini, sehingga sewaktu waktu
dibutuhkan kita tinggal memetiknya dikebun belakang rumah, menarik bukan,
selain bisa menghemat banyak biaya tentunya kita juga menerapkan go green dalam
kehidupan sehari-hari.
0 komentar :
Posting Komentar